Dampak Buruk Sampah Terhadap Ekosistem Darat Indonesia

Indonesia, negeri yang kaya akan keragaman hayatinya, kini sedang menghadapi tantangan berat. Hamparan sampah yang tak terkelola dengan baik menimbulkan dampak buruk pada ekosistem darat. Menurut Dr. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah merusak habitat asli flora dan fauna. "Banyak spesies yang kehilangan rumahnya akibat lingkungan yang terkontaminasi oleh sampah," ungkapnya.

Selain itu, sampah juga berpotensi menimbulkan polusi udara. Ketika sampah terbakar, gas berbahaya seperti metana dan karbon monoksida dilepaskan ke atmosfer. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia menghasilkan lebih dari 64 juta ton sampah per tahun. Sebanyak 14% dari jumlah tersebut terbakar dan mencemari udara yang kita hirup.

Sampah juga bisa menghambat proses dekomposisi alami. Sampah plastik, misalnya, membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Hal ini mempengaruhi kesuburan tanah dan mengganggu pertumbuhan tumbuhan. Dalam jangka panjang, dapat mengancam keberlanjutan ekosistem darat di Indonesia.

Pengaruh Sampah terhadap Ekosistem Air di Indonesia

Pergeseran fokus kita ke ekosistem air tidak mengurangi bahaya yang disebabkan oleh sampah. Ekosistem air di Indonesia juga terancam oleh polusi sampah. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki luas perairan yang sangat besar. Namun, menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, "Sekitar 70% dari sampah yang masuk ke laut berasal dari darat."

Sampah yang mencemari laut tidak hanya mengganggu pemandangan, namun juga berdampak buruk pada kehidupan laut. Sampah plastik dapat menyebabkan kematian bagi biota laut. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal ‘Nature’, sekitar 90% burung laut di dunia telah mengonsumsi plastik.

Selain itu, sampah juga dapat merusak terumbu karang, habitat penting bagi banyak spesies laut. Menurut data dari WWF, terumbu karang Indonesia mengalami kerusakan sekitar 40% akibat sampah. "Ini adalah ancaman serius bagi keberlanjutan ekosistem laut kita," kata Dr. Arifsyah Nasution, Direktur Eksekutif WWF Indonesia.

Penting bagi kita semua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Kita harus mulai dari hal-hal kecil seperti memilah sampah, menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sampah adalah masalah kita semua, dan kita harus bersatu untuk menjaga keberlanjutan ekosistem darat dan air di Indonesia.