Memahami Krisis Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Indonesia

Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia setelah China. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa pada tahun 2020, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun dan 15% di antaranya adalah sampah plastik. Situasi ini jelas mencerminkan krisis pengelolaan sampah berkelanjutan yang sedang dihadapi negeri ini.

"Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya pengelolaan sampah. Hal ini berdampak pada tingginya volume sampah, khususnya plastik, yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau bahkan di laut," ungkap Dr. Irina Safitri Zen, seorang peneliti pengelolaan lingkungan.

Selain itu, infrastruktur pengelolaan sampah juga masih kurang memadai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, hanya 39% sampah yang berhasil diolah di fasilitas pengelolaan sampah, sedangkan sisanya ditumpuk di TPA. Krisis ini bukan hanya menimbulkan permasalahan lingkungan, namun juga kesehatan dan sosial ekonomi.

Menyusun Strategi Efektif untuk Mengatasi Krisis Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Untuk mengatasi krisis ini, Indonesia harus menyusun strategi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

"Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang sampah, dan menggunakan kembali barang yang masih layak pakai bisa menjadi cara efektif menekan volume sampah," kata Dr. Zen.

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat juga bisa menjadi solusi. Misalnya, melalui program bank sampah. Bank sampah dapat memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah mereka sendiri, sekaligus menciptakan pendapatan tambahan.

Selain itu, pemerintah juga perlu menginvestasikan lebih banyak dana untuk pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai. Kerja sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah juga dapat menjadi solusi. Misalnya, melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dalam pengelolaan TPA.

Tetapi yang terpenting adalah kesadaran masyarakat. "Tanpa kesadaran masyarakat, upaya pengelolaan sampah akan sia-sia," tutur Dr. Zen.

Pengelolaan sampah berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari semua pihak, Indonesia bisa mengatasi krisis ini dan menuju ke masa depan yang lebih berkelanjutan.